Komunikasi
A.
Pengertian
Komunikasi
Komunikasi adalah
"suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan
informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain".
Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisa atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
dengan bahasa non verbal.
B.
Komponen-komponen
Komunikasi
Komponen
komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung
dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
·
Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang
mengirimkan pesan kepada pihak lain.
·
Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan
disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
·
Saluran (channel) adalah media dimana pesan
disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka)
saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
·
Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak
yang menerima pesan dari pihak lain
·
Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari
penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
·
Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi
tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol").
C.
Tujuan
Komunikasi
Menurut Riant
Nugroho (2004:72) tujuan komunikasi adalah menciptakan pemahaman bersama atau
mengubah persepsi, bahkan perilaku. Sedangkan menurut Katz an Robert Kahn yang
merupakan hal utama dari komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian
makna suatu system social atau organisasi. Akan tetapi komunikasi tidak hanya
menyampaikan informasi atau pesan saja, tetapi komunikasi dilakukan seorang
dengan pihak lainnya dalam upaya membentuk suatu makna serta mengemban
harapan-harapannya (Rosadi Ruslan, 2003:83).
Dengan demikian
komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan betapa
efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha untuk
mencapai tujuan. Pada umumnya tujuan komunikasi tujuan anatara lain, yaitu:
1. Supaya yang kita
sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada
komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat
mengerti dan mengakui apa yang kita maksud.
2. Memahami orang lain.
Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang
diinginkan kemauannya.
3. Supaya gagasan dapat
diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain
dengan pendekatan persuasive bukan memaksakan kehendak.
4. Menggerakkan orang
lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu dapat bermacam-macam,
mungkin berupa kegiatan. Kegiatan dimaksud di sini adalah kegiatan yang lebih
banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara baik
untuk melakukan (Widjaja, 200:66-67).
D. Fungsi Komunikasi
Secara Umum Fungsi Komunikasi adalah sebagai berikut :
1.
Menyampaikan pikiran atau perasaan.
2.
Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan.
3.
Mengajarkan atau memberitahukan sesuatu.
4.
Mengetahui atau mempelajari dari peristiwa di
lingkungan.
5.
Mengenal diri sendiri.
6.
Memperoleh hiburan atau menghibur orang lain.
7.
Mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang.
8.
Mengisi waktu luang.
9.
Menambah pengetahuan dan merubah sikap serta
perilaku kebiasaan.
10.
Membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat
bersikap atau berperilaku sebagaimana diharapkan.
E.
Contoh
Kasus Komunikasi
PT Golden Castle ,
bergerak dalam bidang konveksi atau textil, mengalami
permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan
ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication
antara atasan dengan karyawannya. Adanya perubahan kebijakan dalam
perusahaan mengenai penghitungan gaji atau upah
kerja karyawan, namun pihak perusahaan belum memberitahukan para
karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh
pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan
mendemoperusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHKbesar-besaran yang
dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan manapun
pasti pernah mengalami permasalahan internal. Mulai dari
tingkat individu, kelompok, sampai unit. Mulai dari derajat dan
lingkup permasalahan yang kecil sampai yang besar. Yang relatif
kecil seperti masalah adu mulut tentang pribadi antarkaryawan, sampai
yang relatif besar seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di
kalangan manajemen.
Contoh lainnya
dari permasalahan yang relatif besar yakni antara karyawan
dan manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di
berbagai media. Disitu tampak permasalahan dalam bentuk
demonstrasi dan pemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnya
kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan
hak asasi manusia karyawan.
Penjelasan kasus :
Didalam hubungan
komunikasi di suatu lingkungan kerja atau perusahaan antara individu
akan sering terjadi.Permasalahan yang sering terjadi biasanya adalah
karena masalah kominikasi yang kurang baik. Sehingga
caramengatasi masalah dalam perusahaan harus benar-benar
dipahami management inti dari perusahaan, untuk meminimalisir
dampak yang timbul. Permasalahan atau konflik yang
terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan yang terjadi
karena masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan
system yangterstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan
bawahan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan
demo.
Untuk mensiasati
masalah ini biasa dilakukan dengan berbagai cara :
1.
Membentuk suatu system informasi
yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam
komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau
pengumuman melalui loudspeaker.
2.
Buat komunikasi dua arah antara atasan
dan bawahan menjadi lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat
rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan
mengurangi masalah di lapangan.
3.
Beri pelatihan dalam hal komunikasi
kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan
ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan
masalah dalam hal komunikasi Biasanya masalah timbul karena lingkungan
yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang
kurang, atau sirkulasi yang kurang baik, dan temperature ruangan
yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkanemosi seseorang, jadi kondisi
dari lingkungan juga harus di perhatikan.
Pengambilan Keputusan
A.
Pengertian
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan
(desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan
ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh
pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah
utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pegambilan
keputusan yang terbaik.
Secara umum,
pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :
1.
G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan
keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua
atau lebih alternatif yang mungkin.
2.
Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan
keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran,
kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara
sejumlah alternatif.
3.
Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa
pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara
bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan
tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk
atau reputasi yang telah dibuat.
4.
P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data,
penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
B.
Jenis
Pengambilan Keputusan
Ada 2 jenis pengambilan keputusan, diantaranya:
1.
Pengambilan keputusan terprogram
Jenis pengambilan
keputusan ini.mengandung suatu respons otomatik terhadap kebijaksanaan - kebijaksanaan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Masalah yang bersifat pengulangan dan rutin dapat
diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini. Tantangan yang besar bagi
seorang analis adalah mengetahui jenis-jenis keputusan ini dan memberikan atau
menyediakan metode - metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang
terprogram di mana saja. Agar pengambilan keputusan harus didefinisikan dan
dinyatakan secara jelas. Bila hal ini dapat dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya
hanyalah mengembangkan suatu algoritma untuk membuat keputusan rutin dan
otomatik.
Dalam kebanyakan
organisasi terdapat kesempatan-kesempatan untuk melaksanakan pengambilan
keputusan terprogram karena banyak keputusan diambil sesuai dengan prosedur
pelaksanaan standar yang sifatnya rutin. Akibat pelaksanaan pengambilan
keputusan yang terprogram ini adalah membebaskan manajemen untuk tugas-tugas
yang lebih penting.
Misalkan : keputusan
pemesanan barang, keputusan penagihan piutang, dan lain-lain.
2. Pengambilan
keputusan tidak terprogram
Menunjukkan proses
yang berhubungan dengan masalah - masalah yang tidak jelas. Dengan kata lain,
pengambilan keputusan jenis ini meliputi proses - proses pengambilan keputusan
untuk menjawab masalah-masalah yang kurang dapat didefinisikan. Masalah-masalah
ini umumnya bersifat kompleks, hanya sedikit parameter - parameter yang
diketahui dan kebanyakan parameter yang diketahui bersifat probabilistik. Untuk
menjawab masalah ini diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari pengambilan
keputusan, ditambah dengan bantuan sistem informasi.
Hal ini dimaksud
untuk mendapatkan keputusan tidak terprogram dengan baik. Perluasan fasilitas
fasilitas pabrik, pengembangan produk baru, pengolahan dan pengiklanan
kebijaksanaan- kebijaksanaan, manajemen kepegawaian, dan perpaduan semuanya
adalah contoh masalah-masalah yang memerlukan keputusan-keputusan yang tidak
terprogram. Sangat banyak waktu yang dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi
pemerintahan, pemimpin-pemimpin perusahaan, administrator sekolah dan manajer
organisasi lainnya dalam menjawab masalah dan mengatasi konflik. Ukuran
keberhasilan mereka dapat dihubungkan secara langsung.
Misalkan :
Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan
keputusan tidak terprogram. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain
adalah keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.
C.
Contoh
Kasus Pengambilan Keputusan
Suatu
organisasi/perusahaan diberikan kepercayaan untuk menjalankan suatu project di
luar kota. Dan diputuskan project berjalan selama satu bulan. Dan ternyata saat
project sedang berjalan di tengah-tengah proses, terjadi permasalahan
kekurangan personil untuk mengatasi project tersebut dan dikhawatirkan project
tidak akan selesai pada tenggat waktu yang telah ditentukan dan waktunya
semakin mepet, maka untuk memperlancar project tersebut pimpinan dapat
memutuskan untuk menambahkan personilnya untuk memperlancar project tersebut
walaupun akan ada pengeluaran tambahan untuk pengiriman personil tersebut bagi
organisasi tersebut.
Contoh
di atas adalah salah satu contoh dimana pimpinan dapat saja mengambil keputusan
tanpa didiskusikan terlebih darhulu karena alasan kepentingan yang mendesak,
apabila menggunakan perkiraan ahli, kewenangan setelah diskusi, ataupun
kesepakatan maka akan memerlukan banyak waktu untuk membuat keputusan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar